# Raja Asdi-Penggiat Budaya Menanam “Pohon Kebangsaan”
Pergi ke pekan menumpangbendi
Kusir memegang tali kendali
Alangkah senang bertemu Pak Menteri Hadi
Orangnya ganteng baik budi sekali
Pagi hari kedatangan Marcella
diskusi menarik penuh faedah
alam dirawat dan kita bela
agar lestari, nyaman dan indah
Marsekal TNI (Purn) Dr. (HC) HadiTjahjanto, S.I.P dilantik Presiden Joko Widodo 15 Juni2022 menjalankan amanah untuk rakyat dan untuk Indonesia,
Hadi Tjahjanto langsung bergerak cepat melakukan terobosan diantaranya, agar ATR/BPN dekat di hati masyarakat, meningkatkan pelayanan Tanah Akhir Pekan (PELANTARAN), responsif terhadap kritikan dan saran masyarakat, menyediakan nomor hotline pengaduan, dan Forkompimda Plus dengan seragam baru pangkat di pundak disertai tongkat komando untuk memacu gerak optimis aparatur ATR/BPN. Rakernas yang dihadiri sekitar seribu orang dari Kanwil-Kantah seluruh Indonesia dilakukan pada Rabu 27 Juli 2022 di Jakarta.
Panglima TNI 2017-2021 tersebut sangat memahami, dalam beberapa tahun belakangan ini arus kebebasan seluruh media semakin tak terbendung, sehingga rentan terhadap pelbagai isu kecurigaan, prasangka, salah asumsi, salah tafsir, yang seluruhnya berakhir pada salah simpul yang berujung pada salah paham yang bisa bermuara pada konflik. Maka dalam situasi dan kondisi seperti ini dirasa perlu pendekatan komunikasi nasionalisme budaya.
Pada saat membuka rakernas, ada yang menarik perhatian penulis ketika Menteri ATR/Kepala BPN membuka rakernas dengan pantun motivasi:
Pergi berdinas ke Kalimantan
singgah di Kota Waringin Barat
melalui Rakernas kita kuatkanbarisan
bersama kita melayani masyarakat.
Pantun tersebut sebagai upayamerawatnasionalisme budaya mengubah pola komunikasi formal menjadi komunikasi kearifan. Pantun merupakan kekayaan budaya nusantara, yang sudah ditetapkan Unesco sebagai warisan budaya tak-benda indonesia.
HadiTjahjanto selalu taktis dengan “amunisi” pantun ketika kunjungan kerja, bertemu masyarakat adat, lintas agama di berbagai daerah atau saat menerima tamu dari berbagai kalangan masyarakat di kantornya.
Melalui pantun HadiTjahjanto dapat melakukan diplomasi komunikasi budaya dengan berbagai kalangan yang sedang berkonflik di bidang Pertanahan. Pantun penuh makna dapat mencairkankebuntuan komunikasi di antara para pihak yang berkonflik.
Penulis bersama rekan-rekan diterima HadiTjahjanto Menteri ATR/Kepala BPN jumat 9 juni 2023 dalam rangka MuhibahBahana Kebangsaan Bersatu Bergotong Royong Merawat Bunda Alam baik di Alam Maya maupun di alam nyata kita jaga alam, alam jaga kita.
Paparan yang disampaikan Dr. Benny Soesatyo, Raja Asdi, Media Marlina, Eko, Melisa dari Yayasan Generasi Lintas Budaya, Marcella Zalianty, Gunawan, Ade Muftin mewakili Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi56) dan Maret Samuel SuekenKetum Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP) dibuka dengan pantun oleh perwakilan yang hadir:
Bumi ini tak hanya warisan, tetapi sesuatu yang akan diwariskan.
Tanamlah pohon, maka kita akan
mempersembahkan tanah, air dan udara yang ramah
bagi generasi yang akan datang
Kemudian Menteri Hadi menyampaikan pantun :
Siang Hari Makan Sate Senayan
Langsung Cicipi Buah Rambutan
Mari Bersama Jaga Lingkungan
Melalui Pembangunan Yang Berkelanjutan.
Selanjutnya Menteri Hadi menyampaikan kebutuhan lahan guna memenuhi kebutuhan pangan nasional, ia memberi contoh bahwa kebutuhan pangan nasional kita masih impor pisang dan lain-lain. Untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian untuk ditanami berbagai tanaman pangan tersebut, Kementerian ATR/BPN mendukung penuh pemanfaatan lahan di seluruh indonesia untuk rakyat dan untuk indonesia dan Jabodetabekpunjur sebagai daerah penyangga Jakarta. Hal tersebut sesuai arahan Presiden Joko Widodo sebagai wujud kerja nyata merawat bunda alam untuk mengantisipasi perubahan iklim dunia.
Pantun Marcella Zalianty :
Semai benih tanamlah bibit
tumbuhnya subur batang-berbatang
udara bersih bebas dari penyakit
harapan hidup semua orang
Hijaukan taman sekitar kita
indah serasi cegaherosi
jauhkanpetaka dan bencana
mengancam melanda bumi
Bila hendak menanam bunga
ambil cangkul gemburkan tanahnya
bila hendak jauhkan bencana
jagalah alam pelihara ekosistemnya
Pantun Menteri Hadi:
Pagi hari bernyanyi Indonesia Raya
lagu kebangsaan negara kita
saya dukung generasi lintas budaya
semoga bermanfaat untuk semua
Menteri ATR/Kepala BPN dan tim Muhibah Bahana Kebangsaan Merawat Bumi Pertiwi menutup pertemuan dengan berbalas pantun.
Tinggi-tinggi si pohon ulim
lindungi kerakap tumbuh di batu
kenali cermati perubahan iklim
cuaca bergerak tak menentu
Kayu rengas dilanda musim
daun di ranting jadi mengering
gelombang panas datang ekstrim
sawah ladang menjadi kering
Gulai bersantan langsung disantap
cuci piring basuhlah tangan
generasi lintas budaya keren dan mantap
bersama dukung kelestarian lingkungan
Pergi ke Bagan beli terasi
Enak dimasak bersama kangkung
generasi lintas budaya sungguh menginspirasi
Kementerian ATR/BPN siap mendukung
Menteri HadiTjahjanto Menerima Buku dari Marcella Zalianty
Green and Blue Constitution Buku Pertama di Dunia Karya Prof. Dr.JimlyAssiddiqie, SH
Menteri Hadi Tjahjanto Menerima Novel Melati Patah Janji Kisah Nyata Roman Sejarah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia 1948-1949
Dalam Rangka Membela Negara, karya Iswati
Turut dihadiri Ir. SuyusWindayana, M.App.Sc. Direktur Jenderal Hubungan Hukum Keagrariaan, M. Adli Abdullah Staf Kusus Menteri, Yulia Jaya Nirmawati, Kepala Biro Humas Kementerian ATR/BPN
Ikan baramundi dalam keranjang
Terasa berat letakkan di kolam
kite do’ain Pak Hadi berumur panjang
biar bise terus merawat bunda Alam
Silaturahmi Muhibah Kebangsaan diakhiri foto bersama dan Menteri Hadi berkenan menerima buku dari Marcella Zalianty, judul Bersatu Bergotong Royong Merawat Bunda Alam, buku Green and Blue Constitusion karya Prof.Dr. JimlyAssiddiqie,SH dan Novel Roman Sejarah NKRI “Melati Patah Janji” karya Iswati
Komunikasi nasionalisme budaya membuat diskusi menjadi cair dan penuh makna. Semoga Pola Komunikasi Nasionalisme Budaya Menteri Hadi dapat diimplementasikan ATR/BPN di seluruh indonesia, membangun komunikasi humanismenguraikomplik di tingkat tapak. Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan komunikasi nasionalisme budaya/humanis
# Raja Asdi-Penggiat Budaya Menanam “Pohon Kebangsaan”