Menteri Siti: Laksamana Malahayati Kisah Pejuang Wanita Asal Aceh Yang Menginspirasi

www.generasilintasbudaya.com— Menteri LHK Siti Nurbaya sangat terkesan atas perjuangan tokoh wanita asal Aceh yang diangkat dalam pertunjukan teater kolosal berjudul “Jalasena Laksamana Malahayati”. Menteri Siti menonton langsung pertunjukan teater tersebut di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta pada Sabtu, (09/09/2023).

Kisah heroik pejuang laksamana perempuan pertama di dunia asal Aceh yang bernama Laksamana Malahayati diperankan oleh aktris Marcella Zalianty bersama para pemain yang berjumlah 62 orang. Pertunjukan “Jalasena Laksamana Malahayati” merupakan kolaborasi antara pemain film, pemain dari Teater Koma, Wayang Orang Bharata dan juga prajurit Korps Wanita Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) dan Korps Marinir TNI AL, serta beberapa perwira tinggi TNI AL.

Pementasan teater kolosal “Jalasena Laksamana Malahayati” mengangkat kisah heroik perjuangan Laksamana perempuan pertama di dunia yang bernama Malahayati, perempuan asli Aceh kelahiran 1 Januari 1550. Ia menjadi satu di antara beberapa singa betina dari Tanah Rencong yang bernyali besar, selain Cut Nyak Dien dan Cut Nyak Meutia yang melawan kolonialisme. Terlahir dengan nama Keumalahayati, ia berasal dari keluarga pengarung samudra berdarah biru.

Berlatar tahun 1500-an, kisah Malahayati menceritakan kebangkitan seorang pejuang wanita di angkatan laut Aceh kala itu yang berduka atas kematian ayah dan suaminya serta kaum lelaki dalam pertempuran dengan Penjajah Portugis.

Ia bertekad untuk menuntut balas dan meneruskan perjuangan sang suami dengan membentuk Inong Balee, laskar perang berkekuatan 2.000 personel yang seluruh prajuritnya adalah perempuan dan ditakuti oleh musuh di perairan pesisir Aceh Besar serta Selat Malaka.

Salah satu kesuksesan terbesar pasukan Inong Balee pimpinan Laksamana Malayahati adalah mematahkan perlawanan invasi armada Belanda yang dipimpin dua pengelana bersaudara, Cornelis de Houtman dan Frederik de Houtman.

“Malahayati menyuarakan keberaniannya untuk tidak menyerah pada nasib dan melanjutkan perjuangan menjaga kedaulatan wilayah kekuasaannya, nilai itu yang penting dan perlu menjadi inspirasi generasi bangsa saat ini,” ujar Menteri Siti.

Tokoh Malahayati jelas Menteri Siti juga mengingatkan kembali kepada akar sejarah kita bahwa negara kita Indonesia adalah negara maritim yang memiliki angkatan laut yang besar dan kuat dan sangat disegani di dunia.

Pertunjukan teater ini menghasilkan banyak kejutan seperti penampilan replika kapal perang seukuran aslinya di atas panggung pertunjukan, serta penggunaan teknologi videomapping yang indah untuk memperkuat suasana pertempuran masa lalu antara armada Kesultanan Aceh yang dipimpin Laksamana Malahayati melawan armada perang Belanda.

Atas jasanya, Presiden Joko Widodo menobatkan Laksamana Malahayati, panglima Angkatan Laut Kesultanan Aceh sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2017. Malahayati menjadi perempuan Indonesia ke-13 yang mendapatkan gelar pahlawan nasional. Penyerahan gelar itu diwakili oleh oleh keturunan Malahayati ke-45, Teuku Putro Safiatuddin Cahya Nur Alam.